Perjalanan syiar islam Habib Ahmad bin Abdullah bin Hasan Al-Aththas dimulai sejak tahun 1958, dengan membaca dzikir dari keluarga dan terdekat . Habib Ahmad melihat masyarakat disekitarnya cenderung kepada perbuatan syirik dan kemunkaran, yang menjadi pemandangan sehari-hari.
Sebelum berdakwah luaqs, terlebih dahulu beliau mengajak sanak dan kerabatnya tetap teguh berada di jalan Allah swt, menjauhi larangan-Nya dan menjalankan semua perintah-Nya. Lambat laun syiar islam yang disematkan Habib Ahmad tumbuh dan berkembang. Masyarakat luas mulai tertarik dengan cara dakwah Habib Ahmad yang santun dan penuh kasih. Dzikir Asmaul Husna yang diajarkannya pun dirasakan jamaah sangat menyentuh kalbu.
Setiap kali ia menggelar pengajian di suatu tempat, jamaah yang datang selalu bertambah. Banyak usulan agar pengajian Habib Ahmad ditetapkan di satu tempat, tidak berpindah-pindah, yakni di kediamannya sendiri. Maka, sejak 1978, rumah Habib Ahmad menjadi tempat taklim tetap jamaah.
Keberadaan Majlis dzikir Asmaul Husna berkembang dari waktu ke waktu. Dan jamaah yang datang tidak hanya dari sekitar Bendungan hilir, Jakarta, tapi juga dari Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa timur, Kalimantan, Ambon, hingga ke Malaysia, Singapura dan Thailand. Sehingga perlu dibuka cabang.
Maka pada tahun 1984, beliau membuka cabang di Cisalak, Bogor, dan berkembang luas, hingga sekarang jumlah Majlis dzikir Asmaul Husna tercatat 1700 buah. Bahkan setiap tahun ampai sekarang Ratib Al-Aththas dibaca oleh salah eorang muridnya dengan para jamaah haji di Padang Arafah.
Habib Ahmad bin Abdullah bin Hasan Al-Aththas di makamkan di kompleks Makam di depan Kompleks Majlis Taklim Miftahul Khairat, pimpinan Habib Seykh Al-Jufri.
Al - Kisah No.16/tahun III/1-14 agustus 2005 & No. 15 / Tahun IV / 17-30 juli 2006.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment