Thursday, January 8, 2009

Wasiat Nasehat ( A'mal )

أفضل الأعمال الحبّ فى اللّه والبغض فىاللّه تعالى. ( رواه ابو داود وعن أبى ذر )

"Amal yang sangat utama adalah cinta dan benci karena Allah Ta'ala."

لافضل لعربيّ على عجميّ ولا لعجميّ على عربيّ إلاّ بالتّقوى. ( الحديث )
"Tiada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam ( bukan Arab ), dan tiada kelebihan orang Ajam atas orang Arab kecuali taqwanya.
( Al-Hadits )

”Orang beriman yang bergaul dengan masyarakat dan sabar menanggung gangguannya, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat dan tidak pula sabar menghadapi gangguannya.”
( HR Ibnu Majah dan Ahmad )

"Kebaikan bukanlah memiliki harta melimpah dan anak banyak. Akan tetapi, kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas dan engkau tidak menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah swt. Jika berbuat baik, engkau segera bersyukur kepada Allah swt dan jika berbuat buruk segera memohon ampun kepada-Nya. Di dunia ini tidak ada kebaikan, kecuali bagi orang berikut :
1. seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertobat dan memperbaiki segala kesalahannya.
2. seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebajikan
( Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib kw )

“Ada 4 perkara yang barangsiapa memilikinya, niscaya imannya menjadi sempurna, dosa-dosanya diampuni dan ia akan berjumpa dengan tuhannya dalam keadaan ridlo kepadanya, yaitu barangsiapa yang mau menepati karena Allah swt, terhadap apa yang diwajibkan Allah swt atas dirinya untuk para manusia, lisannya selalu berkata jujur kepada para manusia dan ia bersikap malu terhadap segala perbuatan jelek menurut pandangan Allah swt dan para manusia, serta ia selalu berbudi pekerti yang baik kepada para keluarganya.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Amal yang paling utama disisi Allah swt adalah sesuatu yang dilakukan menurut sunnah Rasulullah saw.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit; Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.”
( Imam Syafi’i )

“Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rezeki yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan orang yang dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )

“Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan jalannya; maka hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang yang ikhlas.”
( Imam Syafi’i )

“Keutamaan itu ada empat :
Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah pemikiran.
Kedua : iffah ( menjaga harga diri ), dan penopangnya adalah syahwat.
Ketiga : kekuatan, penopangnya adalah kemarahan.
Keempat : adil, penopangnya adalah kekuatan jiwa.
( Imam Syafi’i )

“Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.”
( Imam Syafi’i )

“Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka Allah swt akan membuka penutup kejelekannya.”
( Imam Syafi’i )

“Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa bersungguh-sungguh.”
( Imam Syafi’i )

"Empat hal berikut mebghapus agama kalian :
1. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui.
2. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.
3. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya kalian bodoh.
4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )


“Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Berbagai hakikat tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan berbagai penghalang.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat kehinaan dan penyesalan.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib orang lain.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Orang yang arif adalah yang mengenal dirinya, sedangkan orang jahil adalah yang tidak mengenal dirinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Beristiqamahlah kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf sekalipun semua bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan kekuatan dalam beristiqamah agar mereka tidak jatuh dalam keadaan terhijab darinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Tentang Sabda Rasulullah SAW :

“Seseorang adakalanya beramal kebajikan-kebajikan sampai antara ia dengan surga hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketentuan Ilahi, ia ditetapkan sebagai penghuni neraka, sehingga ia melakukan perbuatan-perbuatan amal penghuni neraka, sampai ia masuk neraka. Seseorang adakalanya beramal kejahatan-kejahatan sampai antara ia dengan neraka hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketetapan Ilahi, ia ditetapkan sebagai calon penghuni surga, maka ia beramal penghuni surga, sampai ia masuk surga.”

Pendapat Habib Umar Al Attas tentang sabda Nabi SAW diatas :

“Seseorang yang selalumengerjakan amalan ahli surga, kebanyakannya akan masuk ke dalam surga; sebab perbuatan lahiriyah adalah lambing perbuatan batiniyah, jika ia masuk ke dalam neraka, maka hal itu jarang sekali. Hal itu seperti orang yang jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi, tentunya orang itu tidak akan berbahaya. Demikian pula seorang yang melakukanamal-amal ahli neraka, kebanyakannya ia akan masuk ke dalam neraka; tetapi jika ia masuk ke dalam surga, maka hal itu jarang sekali terjadi. Hal itu seperti orangyang jatuh dari puncak gunung, kebanyakan akan wafat”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Seorang yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang diharamkan, maka ia seperti seorang yang mengambil air dari tempayan yang datar, tidak akan memperoleh pahala sedikitpun.
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Hendaknya orang-orang yang menghendaki keselamatan Akhirat meninggalkan tidurnya, demi untuk mendapatkan siraman rahmat di malam hari.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka.
Rasulullah bersabda :
“Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.” ( HR Thabrani dan Ibnu Majah )
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

“Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.”
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

"Engkau hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah harganya. Sedangkan sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit pakaian tetapi mahal harganya.
Amal yang berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan berlian, kecil bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya selalu ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari pengaruh hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan shalat dan puasa sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).
Orang yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang raja akan marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.
Sedangkan orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada seorang raja, sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Tak ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena di dalam prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam keluasan rahmat Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk. Di dalam rahasia Allah swt swt, yang dititipkan pada mahluk-Nya, terdapat sesuatu yang mengharuskan untuk berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah Aulia.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Keteguhan yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda dengan keteguhan dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan dalam mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa yang dicari. Sedangkan hakikatnya, secara utuh dan merupakan kedudukan yang terakhir, adalah tidak memalingkan pandangan dari Allah swt sekedip mata pun, bahkan yang lebih cepat dari itu.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Amal dan niat saleh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri seseorang. Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan bermanfaat. Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya diselimuti kegelapan”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Barang siapa mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna, maka Allah SWT akan menyempurnakan urusannya. Dan barang siapa mengerjakan segala sesuatu sembarangan, maka Allah SWT pun akan mengabaikan urusannya.”
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya jika ada seorang hamba mengerjakan sebuah amal, Allah SWT senang jika ia mengerjakan secara sempurna”( HR.Abu Ya’la)
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Manusia punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbang ke tempat yang mulia, yaitu Niat dan Himmah ( semangat, tekad ). Sedangkan penghuni zaman ini berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki niat, tapi tidak memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum memiliki niat. Jika seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah, maka Allah swt akan memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada tujuan. Niat itu sebelum himmah dan himmah sebelum amal.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Thoriqoh salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa ruh. Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah swt, ia akan miskin amal saleh.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal. Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Sebab jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang pun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Orang yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah swt. Yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar. Yang mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang yang dizalimi. Yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya jujur kepada kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah swt kepadanya. Allah swt tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah swt berikan kepadanya. Allah swt kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq, 65:7).
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hanya prasangka baik kepada Allah swt dan hamba-hambanyalah yang dapat membuka pintu-pintu kebajikan.
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Dua hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya, yaitu prasangka baik kepada Allah swt dan prasangka baik kepada makhluk Allah swt. Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat mengunggulinya, yaitu prasangka buruk kepada Allah swt dan prasangka buruk kepada makhluk Allah swt.” (Al-Hadits)
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu’ dan wara’, lalu kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya, keadaanmu dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan kekuranganmu. Setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan selain mereka. Sebab watak seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum sholihin.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Ada dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang selalu mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan pendapatnya sendiri.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"wahai Sadara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali! Beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis semacam ini ( ta'lim, Zikir )! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita kepada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyaknya amal kebajikan yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi!"

No comments:

Post a Comment